2 Ribu warga yang semuanya karyawan perusahaan tambang Freeport ini mendiami kawasan seluas 7 ribu hektar di kelebatan hutan Timika. Berbagai fasilitas yang tidak kalah dengan perumahan elit di Jakarta tersedia di sini. Fasilitas olahraga mulai dari golf, kolam renang, hingga lapangan sepakbola, dan sampai kepada pusat perbelanjaan.
Dikelilingi hutan tropis, rumah-rumah yang ada terdiri dari berbagai model antara lain tipe 45 hingga 72. "Harganya mulai dari Rp 70 juta, dan dibayar dengan dicicil," jelas juru bicara perusahaan tambang Freeport Mindo Pangaribuan.
Yang lebih menarik, fasilitas listrik dan air disalurkan melalui jalur bawah tanah. Jadi di kompleks yang dibangun pada 1995 ini tidak tampak tiang-tiang listrik bertebaran.
Di perumahan yang tiap sudutnya dikepung pepohonan lebat ini, fasilitas jalan yang mulus tersedia, dengan jalur sepeda mengiringi di tiap ruasnya. "Untuk sepeda motor kami batasi. Tiap rumah hanya diperbolehkan memiliki satu saja. Ini untuk ketertiban lalu lintas," jelas dia.
Selain itu sarana pendidikan juga memadai, yakni sekolah bertaraf internasional hingga bangku SMP. Masjid dan gereja juga berdiri megah di sudut kompleks ini.
Yang cukup menarik, kadang bila beruntung kita bisa melihat burung-burung khas Papua beterbangan di antara pepohonan. Walau kadang, hewan melata seperti ular masuk ke halaman rumah.
Perumahan ini terbagi dalam beberapa blok, dan tentunya disesuaikan dengan posisi di perusahaan. Perumahan memang sengaja dibangun bagi keluarga karyawan, yang sebagian besar adalah pendatang.
Jadi jangan heran bila umumnya penghuni kompleks ini wanita dan anak-anak. Kenapa? "Suami mereka bekerja di tambang," tegas Mindo.
Untuk pengamanan, polisi dan petugas keamanan pun siap mengamankan. Mereka selalu berpatroli, apalagi kantor perusahaan tambang asal Amerika terletak di kota ini.
Masih ada 2 kota lainnya yang tidak kalah moderennya. Dan itu terletak di pegunungan Jayawijaya, yakni Hidden valey dan Tembagapura
Tidak ada komentar:
Posting Komentar